Selasa, 15 Juni 2010

Perbandingan pervalensi WHO 2005 dan NCHS yang Lebih Lengkap

Di dunia ini ada beberapa jenis baku rujukan. Baku rujukan tersebut antara lain Harvard (Boston), WHO-NCHS, Tanner dan Kanada. Baku rujukan Harvard dan WHO- NCHS adalah baku rujukan yang paling umum digunakan di berbagai Negara. Bahkan sekarang, WHO merekomendasikan penggunaan WHO-NCHS digunakan di seluruh Negara. Distribusi data berat badan, tinggi badan, dan berat menurut tinggi badan yang dipublikasikan WHO meliputi data anak umur 0-18 tahun. Data baku rujukan WHO-NCHS disajikan dalam dua versi yaitu persentil dan skor simpang baku (Z score).

Menurut Waterlow, dkk dalam gizi Indonesia vol XV no 2 tahun 1990, gizi anak-anak di Negara yang populasinya relative gizi baik distribusi tinggi badan menurut umur dan berat badan menurut tinggi sebaiknya digunakan persentil. Untuk anak-anak di Negara yang populasinya relative bergizi kurang, lebih baik digunakan skor simpang baku sebagai pengganti persen terhadap baku rujukan. Tidak disarankan menggunakan indeks berat badan menurut umur. Baku rujukan WHO-NCHS dipublikasikan pertama kali oleh WHO pada tahun 1979 dan publikasi ulang pada tahun 1983.

Berikut ini adalah hasil perbandingan dari descriptive dan frekuensi dari indeks bb/tb, bb/u, dan tb/u dengan menggunakan baku rujukan WHO-NCHS dan WHO 2005.

Dari hasil yang diperoleh, terdapat perbedaan antara hasil dari indeks bb/tb dengan menggunakan baku rujukan WHO-NCHS dan WHO 2005. Dari frekuensinya, terdapat 36 balita yang sangat kurus (69.2 %), 5 orang balita kurus (9.6 %), 10 balita normal (19.2 %), 1 balita gemuk (1.9 %) pada WHO 2005. Sedangkan pada WHO- NCHS, terdapat 27 orang balita sangat kurus (51.9 %), 14 orang balita kurus (26.9 %), 11 balita normal (21.2 %), dan tidak ada balita yang gemuk.

Sedangkan dari hasil descriptivenya, didapatkan perbedaan standar deviasi dari masing-masing baku rujukan. Pada WHO 2005 didapatkan standar deviasi 0,87361, sedangkan pada WHO NCHS didapatkan standar deviasinya 0,80534.


Disini akan lebih jelas karena halaman ini membahas pengelompokan indeks menurut umur dan jenis kelamin.

Untuk penjelasan lebih lengkap nya, dapat di klik disini


Senin, 14 Juni 2010

Baku RUjukan adalah tabel yang berisi daftar normatif sebagai pembanding dalam menilai status gizi. Baku Rujukan dibuat dengan aturan2 yang ketat yang harus mewakili penduduk yang sehat yang mencapai pola pertumbuhan yang optimal. Idelanya baku rujukan disesuaikan dengan pola pertumbuhan ras yang bersangkutan. Akan tetapi untuk kebutuhan [erbandingan, WH menganjurkan satu BAku RUjukan untuk dipakai pada semua negara. Agar dapat dibandingkan prevalesni status gizi, untuk mengevaluasi kemajuan suatu negara, maka data harus dkumpulkan dengan metode yang sama dan menggunakan Baku Rujuka yang sama.

Baku Rujukn deluarkan oleh badan resmi yang mengurusi masalah kesehatan dan gizi. Untuk level dunia, tentunya WHO dan pada level negara adalah Kementrian Kesehatan negara yang bersangkutan (Indonesia : Depkes).

Sepanjang sejarah baru 2 Baku Rujukan yang dipakai secara international yaitu Baku RUjukan Harvard dan Baku RUjukan WHO-NCHS. Baku Rujukan Harvard dipublikasi tahun 1966 oleh Derrict B. Jelliffe dalam bukunya “The Assessment of Nutritional Status of Community”. Baku RUjukan The Turner Refference Population hanya dipakai di Amerika dan Canada. Baku Rujukan kedua yang sangat terkenal itu adalah Baku Rujukan WHO-NCHS (WHO, Nationa Center for Health Statistics) yang dipubikasi tahun 1983 di dalam majalah suplemen WHO ” Measuring Change of Nutritional Status”.

Baku RUjukan ini disusun oleh NCHS (Badan Riset Kesehatan Amerika, di bawah CDC = center for decease control), kemudian diadopsi oleh WHO, maka jadilah Baku RUjukan WHO-NCHS.

Indonesia baru akan menerapkan Baku RUjukan ini pada tahun 1990 dengan digelarnyaLokakarya Nasional Antropometri di Ciloto. Lokakarya merekomendasikan 10 point, diantaranya adlah : Gunakan Baku Rujukan WHO-NCHS dan cara menilai status gizi dengan menggunakan kaida ZScore (simpangan baku (sebelumnya menggunakan persen terhadap median).

Sepuluh tahun kemudian (tahun 2000), dievaluasi, ternyata baku rujukan ini jalannya terseok-seok, terutama berkaitan dengan cut off status gizi dan penggunaan istiah yang sama untuk setiap indeks (BB/U, TB/U dan BB/TB)

Hasil temu pakar Gizi tahun 2000 merekomendasi perubahan cut off status gizi dan memberikan istilah berbeda untuk setiap indeks status gizi BB/U terdiri dari 4 kategori, TB/U 2 kategori dan BB/TB 4 kategori dengan pengistilahan yang berbeda-beda.

untuk teks lengkap nya klik d sini